MINYAK KELAPA TERNYATA BISA MENJAGA KESEHATAN JANTUNG
Konsumsi minyak kelapa dalam
menu sehari-hari dalam jumlah wajar dan sesuai kebutuhan bisa menjaga
kesehatan jantung dan pembuluh darah. Hal ini dikemukakan Prof. dr.
Walujo S. Soerjodibroto MSc PhD SpG(K) dalam pidato pengukuhan sebagai
Guru Besar Tetap Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Rabu (19/1).
Berbeda dengan anggapan
masyarakat Barat selama ini bahwa minyak kelapa merupakan minyak nabati
jenuh yang bisa menimbulkan gangguan jantung dan pembuluh darah,
sejumlah penelitian belakangan menunjukkan, minyak kelapa justru mampu
melindungi kesehatan. Walujo mengungkapkan, penelitian Enig MG (2001)
dan kelompoknya menunjukkan, 50 persen asam lemak pada minyak kelapa
adalah asam laurat dan tujuh persen adalah asam kapriat. Keduanya adalah
asam lemak jenuh rantai sedang yang mudah dimetabolisasi dan tidak
meningkatkan kadar kolesterol darah.
Dalam tubuh, asam laurat akan
diubah menjadi senyawa monolaurin dan asam kapriat diubah menjadi
monokaprin. Keduanya bersifat antivirus, antibakteri dan anti protozoa
dan kini dikembangkan untuk melawan HIV/AIDS.
Penelitian Mendis S dan
Kumarasunderam R di kalangan masyarakat muda Sri Lanka memperlihatkan,
ketika mereka mengganti konsumsi minyak kelapa dengan minyak
jagung,memang terjadi penurunan kadar serum kolesterol total dari 179,6
mg % menjadi 146 mg % dan penurunan kolesterol LDL (kolesterol buruk)
dari 131,6 mg % menjadi 100,3 mg %. Namun, kolesterol HDL (Kolesterol
baik) juga ikut turun dari 43,4 mg % menjadi 25,4 mg %. Akibatnya, rasio
LDL / HDL menjadi naik dari 3,0 menjadi 3,9 sehingga mereka justru
kurang sehat, ujar Walujo.
Prior dan kolega (1981) meneliti
penduduk asli pulau-pulau Polinesia di Lautan Pasifik yang pindah dan
menetap di Selandia Baru. Mereka yang tadinya sehat di pulau aslinya dan
banyak mengkonsumsi minyak kelapa, setelah pindah dan mengkonsumsi
minyak nabati tidak jenuh - seperti minyak kedelai, minyak jagung, atau
minyak kacang - ternyata malah kurang sehat. Hal ini ditunjukkan dengan
peningkatan drastis kadar kolesterol total dan kolesterol LDL serta
penurunan kolesterol HDL.
Kemampuan minyak kelapa menjaga
kesehatan juga dibuktikan melalui penelitian Nugraha (2004) pada para
perajin kelapa dan keluarganya di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kelompok
masyarakat ini mengonsumsi produk kelapa - termasuk minyak kelapa -
sebagai sumber lemak utama bagi keluarga mereka. Ternyata merekapun
memiliki fisik yang sehat. Hal itu ditunjukkan antara lain dari kadar
kolesterol total 185,4 mg % serta rasio LDL/HDL 2,2.
EPA dan DHA
Walujo lebih lanjut menyatakan,
masyarakat yang mengonsumsi minyak kelapa - sebagaimana diteliti Lipoeto
(2004) - memiliki kadar asam lemak tidak jenuh ganda omega-3
eicosa-penta-eionic acid (EPA) dan docasa-hexaenoic acid (DHA) lebih
tinggi daripada yang kurang menggunakan minyak kelapa. Kedua asam lemak
tidak jenuh itu terbukti dapat menurunkan very low density lipoprotein
(VLDL), menghambat produksi tromboksan, meningkatkan prostasiklin,
menurunkan viscositas darah, dan mencegah trombosis (penyumbatan
pembuluh darah).
Akan tetapi, Walujo
mengingatkan, kebiasaan masyarakat menggunakan minyak goreng secara
berulang-ulang akan mengubah asam lemak tidak jenuh menjadi asam lemak
trans, yang dapat meningkatkan lipoprotein LDL dan menurunkan
lipoprotein HDL. Alih-alih menjaga kesehatan, ini bisa meningkatkan
resiko jantung koroner.
Pemanasan berlebihan akan
mengubah asam lemak tidak jenuh menjadi gugus peroksida dan senyawa
radikal bebas lain yang bisa menimbulkan kanker. Ini tak hanya berlaku
pada minyak kelapa, tapi juga pada minyak lain. Karena itu, gunakan
minyak kelapa. Tapi biasakan menggoreng dengan suhu tak terlalu tinggi
serta tak menggunakan minyak jelantah. (ATK)
sumber: (Kompas, hal. 10, Senen 24 Januari 2005).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar