Keajaiban VCO Dalam Mengobati Asam Urat
Hujan pertama di awal musim pada 1995,
menandai mula sakitnya Daros. Setiap pagi menjelang, ia merasakan nyeri
hebat di seputar persendian. Gejala itu kerap diikuti suhu badan yang
meninggi. Pria kelahiran Sukabumi itu pun dipaksa berbaring di tengah
kesibukannya sebagai guru.
Tanpa disadari lambat laun
timbul benjolan-benjolan kemerahan di kaki dan tubuh. Rasa nyeri pun
berlipat ganda. Kaki saya bengkak-bengkak, bahkan sepatu pun tak lagi
bisa dipakai, ujar anak ke-8 dari 9 bersaudara itu. Itu yang menjadi
sumber rasa sakitnya.
Suatu pagi saat terbangun dari
tidur, Daros -begitu sapaannya - tak sanggup menggerakkan kaki. . Ayah 6
putra itu nyaris koma lantaran tak sanggup menahan nyeri dan ngilu
kedua kaki. Fatimah, sang istri, bersama 2 putra tertua melarikannya ke
Rumah Sakit Cibadak, Sekarwangi, Sukabumi.
Vonis dokter dijatuhkan; Daros
menderita asam urat tahap artritis gout kronik bertofus alias stadium
lanjut. Kadar asam urat saya melebihi 7 mg/dl, tutur pria kelahiran 28
Oktober 1945 itu. Padahal, normalnya kadar asam urat pada pria 3, 5 -7
mg/dl. Selama ini pria 61 tahun itu menjalani pola makan berprotein
tinggi, ia kerap mengkonsumsi soto jeroan, emping, dan ikan. Penyakit
itu disertai infeksi lambung yang menyebabkan perut kerap terasa perih
layaknya ditusuk-tusuk pisau.
Kerap kambuh
Di rumahsakit selama 15 hari Daros rutin mengkonsumsi obat medis seperti allopurinol, proxicam, penil butason, dan movi-cok.
Sadar keadaan dirinya tak
seprima dulu, profesi guru yang telah ditekuni selama 26 tahun pun
ditinggalkan. ?Saya tak sanggup untuk bekerja, sebab nyeri dan demam
kerap menyerang kapan saja, ? tuturnya.
Dua tahun berselang sejak Daros
pertama kali mengkonsumsi obat medis, kondisi tubuhnya tak kunjung
membaik. Selama itu, lebih dari 3 kali Daros dilarikan ke rumahsakit di
Sukabumi. Asam urat di tubuhnya fluktuatif, tapi cenderung di atas 7
mg/dl. Tofus-tofus -benjolan keras berisi semacam serbuk kapur - terus
bermunculan di bagian tubuh terutama tangan dan kaki.
Menurut Dr dr Imam Effendy,
Sp.P.D., KGH., ahli penyakit dalam di Jakarta, penderita asam urat tahap
kronik akan mengalami peradangan alias tofus di bagian tubuhnya. Itu
lantaran kadar asam urat tinggi sehingga deposit asam urat terkumpul di
dalamnya. ?Tofus-tofus itu akan menyebabkan kerusakan sendi dan tulang
di sekitar terjadinya pembengkakan, ? ungkapnya.
Praktis sejak itu Daros tak
banyak beraktivitas. Waktunya hanya dihabiskan untuk beristirahat di
rumah dan mencari kesembuhan. Namun, semua usaha yang dilakukan Daros
tak banyak membantu. Pada 2001, kakek bercucu 2 itu mesti dioperasi
untuk membedah tofus-tofusnya. Saat itu fakta lain terungkap;Daros
positif mengidap gagal ginjal kronik. ?Fungsi ginjal menurun lantaran
terlalu banyak konsumsi obat pereda sakit, ? ungkap Daros.
Cuci darah
Darossalam tak lagi sekadar
menjalani pengobatan asam urat. Rutin seminggu sekali ayah Uus Uswara
itu mengecek kondisi organ ginjalnya di Rumah Sakit Bunut, Cibadak,
Sekarwangi, Sukabumi. Bobot tubuhnya turun dari 70 kg menjadi 50 kg
dalam kurun kurang dari setahun. Nafsu makannya menurun drastis.
Kepalanya kerap didera sakit yang menyiksa.
Pada 2003 derita Daros mencapai
puncak. Suatu malam, pria asal Sukabumi itu muntah darah ditimpali buang
air darah. Kondisi itu membuatnya tak sadarkan diri. Keluarga
melarikannya ke Rumah Sakit Bunut, Cibadak, Sekarwangi, Sukabumi. Dokter
di rumah sakit itu angkat tangan. Daros dirujuk ke Rumah Sakit Palang
Merah Indonesia (PMI) di Bogor. Akhirnya alumnus Pendidikan Guru Agama
Sukabumi itu dirawat di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo di Jakarta.
Daros menjalani transfusi darah.
Saat itu kadar haemoglobinnya turun hingga 3, 3 g/dl. Padahal pada
penderita gagal ginjal kronik target Hb diharapkan 11 -12 g/dl. Tingkat
kreatinin ureum pun tinggi. Dokter menyarankan untuk terapi ginjal
hemodialisis. Namun, kondisi Daros membaik dari hari ke hari, maka
dokter pun hanya memberi pengobatan untuk memperlambat progresivitas
penyakit.
Rupanya penurunan ginjal Daros
telah mencapai 30%. ?Jika tak dilakukan cuci darah, dokter memperkirakan
umur saya tak sampai sebulan ke depan, ? tutur Daros.
Minyak dara
Meski tak lagi dirawat inap,
minimal seminggu 2 kali Daros menjalani terapi hemodialisis di RS Bunut.
Itu bukan pilihan yang menyenangkan. Sebab ratusan juta telah
dikucurkan demi kesembuhan.
Pada April 2005, ketika 10 tahun
ia menghabiskan hidup dengan asam urat dan ginjal, ia didatangi rekan
lama:Ir Parno dari Malang, Jawa Timur. Parno menyarankan konsumsi minyak
dara secara rutin agar penyakitnya berangsur sembuh.
Ia meneguk 1 -2 sendok makan
VCO, 3 kali sehari. Dalam 2 bulan, kondisi tubuhnya kian prima. Biasanya
usai menjalani terapi cuci darah, Daros kerap merasa lemas, pegal, dan
tak nafsu makan. Selepas mengimbangi dengan konsumsi VCO keadaan itu tak
lagi hinggap. Meski begitu, ia tetap menjalani cuci darah seminggu 2
kali.
Awal Juli 2005, kesembuhan mulai
tampak. Hasil tes menunjukkan urium keratinein normal, kadar asam urat 5
mg/dl, kadar kalium dan asam normal. Terapi cuci darah dikurangi
intensitasnya menjadi sekali seminggu. Lantaran kondisinya membaik,
hemodialisis dilakukan sebulan sekali. ?Kini bahkan dua bulan sekali,?
ungkapnya.
Riset mendukung
Kisah kesembuhan Daros itu
sebuah keniscayaan. Penelitian Monseratt di Amerika Serikat, pada 1995
menunjukkan, penderita gagal ginjal yang menambahkan 20%minyak kelapa
pada menu makanannya akan memiliki lebih sedikit atau bahkan sama sekali
tidak memiliki angka kematian. Menurutnya makanan yang kaya kandungan
minyak kelapa menurunkan risiko nekrosis ginjal dan gagal ginjal.
Keberadaan VCO yang mengandung
asam laurat membantu respon sistem kekebalan tubuh dan fungsi modulasi
metabolisme. Dengan meningkatnya sistem imun, proses metabolisme dalam
tubuh kembali lancar. DR dr Imam Effendy, Sp.P.D., KGH., ahli ginjal di
Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta, menjelaskan, gagal ginjal kronik
terjadi karena menurunnya fungsi organ ginjal secara perlahan-lahan,
berjalan progresif, dan tetap. Ginjal yang semestinya berfungsi untuk
menyaring atau membersihkan darah tak berjalan sebagaimana tugasnya.
Organ itu mestinya menerima 1,2 l darah/menit atau 1.700 l/hari. Darah
disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit atau 170 l/hari ke
tubulus. Dalam organ tubulus cairan diproses menjadi urin sebanyak 1 -2
l/hari yang harus dikeluarkan dari tubuh.
Selain itu ginjal juga berfungsi
untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, memproduksi hormon yang
mengontrol tekanan darah, memproduksi hormon erythropoietin yang
membantu pembuatan sel darah merah, dan mengaktifk an vitamin D untuk
memelihara kesehatan tulang.
Bila
ada obat alternatif yang bisa mengaktifkan sistem kerja ginjal yang
menurun, sangat disarankan. ?Selama ini dunia medis mengenal terapi
pengganti ginjal, yaitu transplantasi alias cangkok ginjal, pritoneal
dialisis, dan hemodialisis atau cuci darah,? ungkap Dr dr Imam Effendy,
Sp.P.D., KGH. Belum ada solusi lain yang sanggup mengurangi penderitaan
akibat gagal ginjal.
Menurutnya kasus gagal ginjal
terjadi karena produksi radikal bebas yang berlebih dalam tubuh. Zat-zat
itu akan menyebabkan stres oksidatif yang menjadi pemicu kerusakan
organ-organ termasuk ginjal. Minyak kelapa murni yang mengandung
antioksidan cenderung mengurangi stres oksidatif.
Ampuhnya minyak kelapa murni
mendorong para ahli sepakat;sang minyak efektif dikonsumsi untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga proses penurunan organ bisa
terhambat. Berbagai penelitian menguatkan bukti empiris khasiat VCO
menumpas gagal ginjal seperti yang dialami Darossalam. Sebuah sandaran
baru penderita gagal ginjal pun seakan hadir;penyembuh ajaib dari
kelapa. (Hanni Sofia) - Trubus 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar